"PKBM AZ- ZAHRA""MEMBANGUN PERADABAN YANG BERMARTABAT" "MARI KITA TUNTASKAN WAJIB BELAJAR DUA BELAS TAHUN""TIDAK ADA KATA TERLAMBAT UNTUK BELAJAR"

Batik Diwo Kepahiang

Pelestarian Aksara Ulu, Motif Nama Sendiri Semakin di Minati

Zahra Publishing. Motif Aksara Nama Sendiri Semakin di Minati

Aksara ulu atau huruf kaganga semakin diminati menjadi pilihan motif nama sendiri. Aksara ulu yang unik ini menarik masyarakat untuk mengukir nama mereka melalui kain diwo, kain batik khas masyarakat di Kabupaten Kepahiang.

Tak hanya masyarakat di Kabupaten Kepahiang yang tertarik dengan motif nama sendiri ini, melainkan sudah merambah ke Kota Bengkulu hingga ke luar provinsi seperti Jakarta, Jambi, Padang, dan bahkan sampai ke Mancanegara.

Motif nama sendiri dengan huruf kaganga ini semakin diminati karena bentuknya yang unik dan menarik. Karena merupakan nama sendiri maka menjadi kebanggaan bagi pembeli. Melalui kain diwo kepahiang, motif nama sendiri ditulis sehingga menjadi karya seni dalam sebuah kain.

Inovasi ini dilakukan dalam rangka melestarikan huruf aksara ulu agar tidak punah. Dengan membuat aksara ulu menjadi motif nama sendiri, maka diharapkan aksara ini tetap abadi dan tertulis dalam setiap kain. Kegiatan pelestarian ini di gagas oleh Yayasan Az zahra Kepahiang sejak tahun 2018 melalui UMKM Batik Diwo binaan.

Bagi yang tertarik dengan motif nama sendiri di kain diwo dapat melihat secara langsung di rumah batik IKM Umeak Kain Diwo Yayasan Az zahra Kepahiang yang beralamat di Jl. Pengabdian Kelurahan Padang Lekat Kecamatan Kepahiang Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu. atau hubungi Umi Yesi di 0852 6788 7453.

TREND BARU, MOTIF AKSARA ULU NAMA SENDIRI

Zahra Publishing. Trend Baru, Motif Aksara Ulu Nama Sendiri

Ada trend baru yang sedang melanda masyarakat di Kabupaten Kepahiang, terutama pencinta kain batik. Trend tersebut adalah membuat motif unik mengunakan nama pemilik kain dengan aksara ulu (kaganga). Aksara tertua di Sumatera ini menjadi daya tarik tersendiri. Apalagi dibentuk menjadi motif yang beraneka ragam sesuai keinginan pembeli kain.

Trend motif nama sendiri ini digagas oleh pemenang lomba desain motif aksara ulu yang diselenggarakan oleh Komunitas Yayasan Az zahra Kepahiang. Melalui IKM Umeak Kain Diwo Kepahiang berkolaborasi menghasilkan kain yang indah bernama Batik Diwo.

Batik Diwo sendiri pernah jaya di masa kepemimpinan Bando Amin, Bupati Kepahiang dua periode tahun 2005-2015. Namun sejak ganti kepemimpinan, batik diwo meredup dan digantikan dengan batik printing dari pulau jawa. Batik diwo hilang dan sulit ditemukan.

Tahun 2018, Yayasan Az zahra Kepahiang menghidupkan kembali batik diwo melalui program kewirausahaan untuk perempuan kepala keluarga dan peserta didik kesetaraan yang bersekolah di PKBM Az zahra Kepahiang. Hingga saat ini Yayasan sudah merintis 8 UMKM Batik Diwo di desa-desa binaan yaitu:

  • IKM Umeak Kain Diwo, Kelurahan Padang Lekat
  • IKM Rumah Kreatif Batik Diwo Kepahiang, Desa Sidorejo
  • IKM Belungguak, Desa Cugung Lalang
  • IKM Pei Teratai, Desa Tanjung Alam
  • IKM Pei Anggrek, Desa Suro
  • IKM Umah Batik Lestari, Desa Taba Baru
  • IKM Pei Diwo Kemuning, Desa Limbur Lama
  • IKM Cahyo Diwo Kemumeu, Desa Batu Bandung

Trend baru motif nama sendiri juga sudah di endorse komedian yang saat ini menjadi anggota DPD/MPR RI. Beliau sangat tertarik dengan tulisan uhuyy di kain batik miliknya. Bersama Mama Leni John Latief, Komeng mempromosikan trend baru batik diwo dengan motif aksara ulu nama sendiri.

Nah, Komeng sudah pakai batik diwo kepahiang. Kamu kapan?

Berita serupa dapat dibaca pada tautan https://bengkulu.tribunnews.com/2024/12/13/bangga-komeng-kenakan-batik-diwo-khas-kepahiang-bengkulu-ada-tulisan-uhuyy

https://rri.co.id/bengkulu/daerah/1188150/saat-komeng-dpd-ri-pakai-batik-diwo-kepahiang

Batik Diwo bermotif Aksara Ulu (Kaganga) untuk Komeng

Zahra publishing. Batik Diwo bermotif Aksara Ulu untuk Komeng

Melalui pesan yang disampaikan oleh pengrajin batik diwo pada kegiatan edukasi batik diwo bersama Mama Leni, 16 November 2024 lalu, bahwa mereka menitip salam untuk aktris Komeng yang saat ini duduk menjadi anggota DPD/MPR RI. Umi Yesi, Ketua Komunitas Sastra Yayasan Az zahra Kepahiang berharap Komeng dapat endorse batik diwo yang saat ini sedang di gandrungi masyarakat di Kabupaten Kepahiang.

Salah satu motif yang trend saat ini adalah motif nama sendiri mengunakan aksara Ulu/Kaganga. Aksara tersebut merupakan aksara tertua di Sumatera khususnya di Provinsi Bengkulu. Motif aksara ulu dibuat dan dikreasikan oleh Andreas Mardiandas, salah satu pemenang lomba desain motif aksara kaganga melalui kain diwo tahun 2024 yang dilaksanakan oleh Komsas Yayasan Az zahra Kepahiang bekerja sama dengan Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa.

Bentuk motif nama Komeng dibuat menyerupai Bunga Kibut, merupakan bunga endemik yang banyak tumbuh di Kabupaten Kepahiang. Bentuk motif Mama Leni adalah Kupu-Kupu yang indah, serta yang menarik adalah motif tulisan UHUYY yang merupakan ciri khas keseharian Komeng. Semua motif tersebut dikerjakan dengan tangan (handmade) melalui goresan canting pengrajin batik di IKM Umeak Kain Diwo yang merupakan UMKM binaan Yayasan Az zahra Kepahiang.

Kegiatan PKW Batik Diwo Kepahiang