"PKBM AZ- ZAHRA""MEMBANGUN PERADABAN YANG BERMARTABAT" "MARI KITA TUNTASKAN WAJIB BELAJAR DUA BELAS TAHUN""TIDAK ADA KATA TERLAMBAT UNTUK BELAJAR"

Batik Tulis Diwo dihargai Mahal, Peluang Usaha dan Pelestarian Budaya Kepahiang

Awal tahun 2020 ini, Az zahra gencar mempromosikan rumah kreatif Batik Tulis Batik Diwo yang sedang dikerjakan oleh perempuan berdaya di Desa Sidorejo Kecamatan Kabawetan. Orderan mulai berdatangan, dari pesanan taplak meja hingga baju seragam untuk organisasi/komunitas di Kepahiang.

Ditengah gencar promosi batik tulis sebagai upaya pemberdayaan perempuan di Kabupaten Kepahiang, mereka mendapat tawaran agar membuat seragam batik melalui mesin atau dikenal dengan batik cap. Menanggapi hal tersebut, Umi Yesi Ketua PKBM Az Zahra Kepahiang yang juga Ketua Forum Pemberdayaan Perempuan menolak tawaran tersebut. Menurut beliau usaha menghidupkan kembali batik tulis terutama batik Diwo Kepahiang adalah tujuan utama melestarikan kebudayaan daerah yang hampir punah sekaligus mengerakkan perempuan agar memiliki keterampilan. Keterampilan yang dapat menjadi peluang usaha bagi perempuan Kepahiang.

“Kelas batik tulis ini bukan semata murni bisnis, melainkan tujuannya pemberdayaan perempuan. Jika pakai mesin semua, lalu dimana posisi perempuan sebagai tenaga kerjanya? Saya kira,..membayar mahal untuk tenaga tangan (handmade) lebih mulia daripada membayar tenaga mesin” ujar Umi Yesi memberikan alasan keberpihakannya terhadap tawaran tersebut.

Tetapi apakah kita tahu perbedaan batik tulis dengan batik cap? Untuk orang awam mungkin tidak bisa membedakan antara batik tulis dengan batik cap. Perbedaan batik tulis dan batik cap adalah kerapian dari motifnya. Motif dari batik cap dirasa lebih rapi karena dikerjakan dengan pola yang sudah ditentukan sebelumnya dan mengunakan cap/mesin. Namun batik tulis juga memiliki kelebihan, Batik tulis yang melewati proses pencantingan ataupun pengecapan dengan menggunakan lilin, akan tembus ke kain bagian belakang. Maka dari itu harus dilihat dari dua sisi kain (bolak-balik). Pada batik tulis, bagian depan dan belakang memiliki warna, corak, dan motif yang persis sama. Semua tintanya tembus ke belakang. Namun kain belakang batik cap warnanya tidak sejelas batik tulis.

 

Dari segi harga batik tulis lebih mahal dari batik cap bahkan harganyapun bisa berkali-kali lipat dari harga batik cap. Mengapa Batik tulis harganya mahal, berikut alasannya :

  1. Pengerjaan batik murni menggunakan peralatan manual dari canting sampai dengan peralatan-peralatan lainnya dan cara pembuatannya juga sederhana dikerjakan oleh perajin-perajin batik, juga membutuhkan waktu yang lama dalam menyelesaikan satu desain batik.
  2. Pembuatan batik tulis sang perajin mempunyai juga jiwa seni yang tidak dimiliki semua orang, sehingga perlu pembelajaran khusus untuk menjadi perajin batik tulis.
  3. Dalam membuat batik tulis memerlukan juga kesabaran, utuk mendapatkan batik tulis yang bernilai seni tinggi. Satu potong kain batik tidak mungkin dikerjakan secara masal, bahkan tidak dapat diwakilkan atau diteruskan oleh orang lain karena akan merubah karakter batik tulis tersebut.
  4. Karena dikerjakan manual, letak motif batik, corak dan grafis tidak bias presisi, hal tersebut merupakan salah satu yang membedakan antara batik cap dengan batik tulis, sehingga pada saat akan dijahit memerlukan juga pekerjaan ektra untuk mendapatkan posisi pola yang akan digunakan dalam membuat pakaian berbahan dasar batik tulis.
  5. Warna dasar yang natural membuat batik tulis banyak diminati,

 

Nah, apakah anda sudah mempunyai batik tulis? kalau belum silahkan datang ke Rumah Kreatif Batik Diwo Kepahiang. Kunjungi kelas batik setiap Jumat dan Minggu. Anda dapat memesan beragam batik tulis baik bercorak tradisional maupun modern. Bahkan bisa memesan pola/motif sesuai selera anda.

Tunggu apa lagi? Informasi lebih lengkap silahkan hubungi: Umi Nurhayati: 0813-6746-8605 atau Umi Sri Wanti: 0813-6950-9986

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

9 − nine =

Kegiatan PKW Batik Diwo Kepahiang