Kelas Menulis Sabusabu
Launching Buku Kelas Menulis Sabusabu
Zahra Publishing. Launching Buku Kelas Menulis Sabusabu
Sabusabu adalah singkatan dari satu bulan satu buku. Maka diharapkan setelah mengikuti kelas menulis ini semua peserta bisa menulis dan tulisan diterbitkan ber ISBN.
Sabtu, 9 Oktober 2021 bertempat di Hotel Adeeva Kota Bengkulu dilaksanakan Launching Buku Sabusabu angkatan 8 dan angkatan 9.
Buku alumni sabusabu angkatan 8 berjudul Kucing Hitam Penghidup Mayat.
Judul cerita dan nama penulis yang lahir dari kelas sabusabu angkatan 8 adalah:
KUCING HITAM PENGHIDUP MAYAT – Lonnys Suryanto
TERJEPIT COVID – Rahmayani
BUNGA KEMBALI BERSEKOLAH – Devi Fitri Wahyuni
EMAK BERDASTER INGIN JADI MILYADER – Rohaini
CURHAT HARI KASIH SAYANG – Irene
ASA PEREMPUAN KEPALA KELUARGA – Umi Yesi
JANGAN PERGI, JANGAN DULU PERGI – Mahdalia Tambayong
QUEEN SHE And SULTAN BEE – Sherly Ellyson
Sementara buku yang ditulis oleh peserta sabusabu angkatan 9 berjumlah 15 orang. Dengan tema literasi tentang RASA, judul dan nama penulis yang lahir dari sabusabu angkatan 9 sebagai berikut:
Secangkir Kopi Pengingat Masa Lalu-Yelda Apriana
Gugurnya Padi Abadi – Wulandari
72 Jam Berjuang Melawan Rasa – Sherly Ellyson
Rasa Kebas yang Tertanam – Rahmayani
Memaafkan Tanpa Tapi – Kurnia Puspita
Kota Pare yang Bikin Pede – Teza Ramadhita
Kelas Sabusabu Penyabarku – Yelsi Apriani
Kamu Doni Bukan Dita – Devi Fitri Wahyuni
Kwitansi Study Tour – M. Ibnu Mustofa
Lelaki Bayangan Tuti – Prima Reta Widyastuti*
Terimakasih Mama – Muhammad Raden Calvin
Menikmati Rasa – Debby Utami Hersya Fitri
Memori Anak Pesisir – Cut Elina Denk
Kenangan – Azizah Fikrina
Ujian dan Harapan untuk Latifah – Ngatiningsih
Pemesanan buku dapat melalui Lia Tambayong di +62 853-8108-9159
Atau dengan Rahmayani di +62 853-7844-3367
Peringati Hari Guru Sedunia melalui Literasi
Zahra Publishing. Peringati Hari Guru Sedunia melalui Literasi Guru Kehidupan.
Dalam rangka memperingati Hari Guru Sedunia, LKP Sheo Grup Mandiri melaksanakan kelas menulis sabusabu#10 yang dilaksanakan Sabtu, 9 Oktober 2021 di Hotel Adeeva Kota Bengkulu
Literasi ini kerjasama TBM Cahaya bersama Sheo Grup Mandiri, Forum TBM Provinsi Bengkulu, SDN 09 Kota Bengkulu, TBM Pelita Bangsa, IKMA UT, Rafflesia Business Class (RBC), PKBM Songgo Langit, PKBM BCA, Desa Abu sakim.
Hadir dalam pembukaan acara Pak Jaiyadi Suyuti, MM. mewakili Kepala Dinas Pendidikan Kota Bengkulu, Ibu Hj. Willy Purnama Hidayanti, SH.MM,.MH. mewakili Kepala Dinas Perpustakaan Daerah Provinsi Bengkulu dan Lia Tambayong Ketua Forum PKBM Kota Bengkulu.
Narasumber kelas menulis sabusabu adalah Umi Yesi dengan slogan khasnya Menulis itu mudah karena menulis adalah BERCERITA.
Peserta kelas menulis sabusabu angkatan 10 adalah para guru, mahasiswa dan masyarakat umum.
Peserta kelas akan dibimbing menulis selama 4 hari secara online melalui WA grup dengan tema Literasi tentang Guru Kehidupan.
Siapakah guru kehidupan itu? Dia adalah orang yang akan mendengar keluh kesahmu dan menentramkan jiwamu. Kata-kata guru itu sakti dan diikuti, maka pilihlah guru kehidupan yang tepat. Itulah pesan yang disampaikan Umi Yesi kepada peserta diakhir acara.
Kita tunggu karya tulis peserta sabusabu angkatan 10 ya.
Selamat hari guru sedunia!
Sabusabu VII, Literasi Pemaafan di Bulan Ramadhan
Zahra Publishing. Literasi Pemaafan di Bulan Ramadhan
“Memendam Kebencian ibarat meminum racun namun berharap orang lain yang mati”
Kalimat motivasi ini disampaikan Umi Yesi di kelas menulis sabusabu angkatan VII. Tema kelas menulis yang digagas oleh TBM Cahaya PKBM Az Zahra Kepahiang ini adalah Literasi Pemaafan di Bulan Ramadhan, dilaksanakan pada hari Rabu, 28 April 2021 pukul 10.30 – 13.00 wib.
Kms Fahrudin, S.Pd Ketua TBM Cahaya menyampaikan bahwa tema pemaafan ini sengaja dipilih karena menyambut bulan suci Ramadhan 1442 H dan sekaligus memperingati Hari Buku Sedunia. Diharapkan dengan adanya kelas ini kita dapat menjalankan ibadah puasa dengan maksimal setelah mampu memaafkan diri sendiri dan memaafkan orang lain yang menyebabkan kebencian selama ini. Outputnya adalah menghasilkan karya berupa buku yang menceritakan tentang rasa.
Peserta larut dalam uraian materi yang disampaikan Umi Yesi mulai dari emosi negatif yang dapat menyebabkan penyakit fisik, cara mencegah kebencian hingga menuliskan semua rasa yang ada dalam kalimat dan diucapkan menjadi obat atau terapi hati. Mereka berjumlah 10 orang yaitu Resi, Fitri, Diah, Kinan, Elvi, Maulida, Zahra, Nabila, Selvi, Arian, dan Eni.
Tips cara mencegah kebencian antara lain mengakui adanya perasaan negatif yang ada, memilih untuk tetap membenci lalu mati karena racun emosi atau memilih untuk memaafkan, terima semua emosi yang muncul karena adanya kebencian tersebut, jangan berpura pura dan menahan rasa, tuliskan rasa yang ada lalu ceritakan kepada orang lain yang dapat membantu kita meminimalisir kebencian tersebut.
Kelas menulis bertambah meriah dengan penampilan cerita dari Kak Dyah bersama nenek Sheshe, boneka tangan yang diperankannya. Kak Dyah bercerita tentang rasa marah akibat dibenci seseorang. Dan untuk meredakan marah tersebut dengan cara masa bodoh dengan omongan orang lain dan lebih memilih berdamai pada diri dibandingkan sibuk membenci. Intinya enjoy aja jika ada orang yang tidak suka dengan kita. Teruslah berkarya, jangan pelihara marah karena perasaan itu akan membakar diri sendiri.
Terakhir Umi mengajarkan terapi emosi dengan cara menuliskan rasa yang dominan saat ini. Tak disangka semua peserta memiliki emosi negatif yang menghinggapi mereka seperti sedang gelisah, marah, takut, hampa, benci dll.
Dan satu persatu peserta mengungkapkan rasa tersebut sambil menahan tangis. Namun mereka merasa lega sudah bisa mengungkapkan emosi negatif yang ada selama ini.
PR peserta kelas sabusabu seperti biasa adalah menulis sambil bercerita. Kita tunggu karya mereka ya.