"PKBM AZ- ZAHRA""MEMBANGUN PERADABAN YANG BERMARTABAT" "MARI KITA TUNTASKAN WAJIB BELAJAR DUA BELAS TAHUN""TIDAK ADA KATA TERLAMBAT UNTUK BELAJAR"

TBM Cahaya

Literasi Spiritual Ponpes EHQ Embong Ijuk

Zahra Publishing. Literasi Spiritual Ponpes EHQ Embong Ijuk

Literasi pertama dalam Islam adalah turunnya surat Al alaq ayat 1-5 yang berisi perintah MEMBACA. Bacaan pertama masyarakat muslim adalah Al-Qur’an.

Hal inilah yang membuat Ustadz Juli Akhirin pimpinan Pondok Pesantren Enterpreneur Hafiz Qur’an mengundang Umi Yesi dan tim TBM Cahaya untuk melatih ustadz dan ustadzah agar bisa menulis buku. Ada 9 peserta yang mengikuti kegiatan tersebut, dan semua adalah para Asatidz di ponpes EHQ.

Dari TBM Cahaya hadir Kms Fahrudin beserta anggotanya yaitu Ariansi dan Eni Lastari.

Dengan tema Literasi Spiritual, Umi Yesi menyampaikan tips menulis itu MUDAH karena menulis adalah BERCERITA. Kegiatan ini adalah program unggulan TBM Cahaya dalam rangka membumikan gerakan literasi Indonesia melalui Kelas Menulis Sabusabu (satu bulan satu buku)

Kita tunggu hasil karya mereka ya.

Bismillah

 

 

Duhai Cinta, Aku Pulang

Bertemu dan ngobrol dengan perempuan calon penulis di kelas sabusabu adalah hal yang biasa bagiku.

Mendengar keluh kesah atau sekedar curhatpun adalah hal yang tak asing bagiku.

Namun, ada yang tak biasa terjadi pada kisah perempuan perempuan hebat yang kutemui hari ini.

Kisah tentang cinta, cinta yang terperangkap dalam jiwa. Dan upaya keras mereka untuk menemukan jawaban atas segudang tanya tentang cinta.

“Umi, apakah cinta harus memiliki? Tidak bukan? Tidak semua cinta bisa kita miliki,” tanya perempuan muda pengelola TBM Pelita Bangsa ini. Perempuan energik dengan aura positif yang terpancar dari wajahnya.

Dia bertanya, dia pula yang menjawab, “Tidak semua cinta harus memiliki, iya kan Mii?” tanyanya lagi meminta pembenaran.

“Oh..nggak dong…kalo cinta dan memang benar benar cinta justru harus saling memiliki. Memiliki di sini bukan berarti dia harus selalu ada di sisi kita. Cinta itu keyakinan, ada ikatan yang tak terlihat namun sangat kuat mengikat kedua insan yang mencinta.”

Belum selesai penjelasanku tentang cinta, seorang perempuan macho disamping kananku berteriak, “Yes….! Cinta itu ikatan hati. Keren banget Umi. Ini yang aku tunggu-tunggu” jawab perempuan itu sembari mengepalkan tangan dan meninju tepi dinding rumah makan, tempat kami sedang diskusi.

Spontan kami tertawa melihat reaksinya itu. Sebut saja namanya Ani. Beliau volunteer di TBM Pelita Bangsa. Perempuan berpenampilan macho yang nampak unik dan berbeda dengan wanita kebanyakan.

“Umi, aku ingin bicara cinta melalui gemericik air. Kenapa dengan air? Bisakah menghitung air yang sedang berirama itu? Tentu tidak kan? Begitulah besarnya cintaku padamu. Sebanyak air yang tak bisa kau hitung itu”

Aku terkesima dibuatnya. Pandai dia merangkai kata, ucapku dalam hati.

“Cie ….cie…cie, begitu dalam cinta itu merasuk dalam kalbu, hingga aku tak bisa bernapas tanpamu,” tambah Santi, tutor PKBM Songgo Langit menimbali puisi cinta Ani tadi

“Eh ….lagi ngomongin apa sih? Bisa diulang nggak?” celetuk Bu Rini Pengelola PKBM Cendikia Ananda.

“Ada deh!” jawab Ani dan Santi berbarengan. Timbullah gelak tawa mereka memenuhi ruangan. Beberapa tamu yang sedang makan menoleh kearah kerumunan perempuan yang asyik bicara cinta ini.

“Aku suka membuat puisi. Mengungkap rasa melalui untaian kata. Meski terkadang sering disalahartikan. Dan sudah lama aku tidak menuangkan rasa itu. Aku takut orang bilang sok romantis, lebay atau menuju kegilaan.” papar Ani lagi.

“Mengapa harus memikirkan perasaan orang lain? Jadilah dirimu sendiri. Jika engkau suka menulis puisi, buatlah. Itu caramu berdialog menyampaikan isi hati. Tak usah pikirkan penilaian orang lain. Agar hidup tidak dibayangi oleh orang lain. Hiduplah merdeka, dengan keistimewaan yang kau punya.” jawabku berfilosofi.

“Oke, siap Umi. Aku akan kembali. Tapi dengan Dia yang berbeda!” jawabnya sigap dan percaya diri.

“No ..bukan kembali dengan Dia yang berbeda. Tapi kembalilah dengan dirimu yang berbeda”

“Duhai Cinta, Aku Pulang” jawab Santi memberi inspirasi.

“Wahai Cinta, Aku Pulang, Tapi pulang dengan aku yang berbeda!” Ani menyempurnakan.

“Good…bisa jadi judul buku ni,” Jawab Ketua TBM Pelita Bangsa.

“Yup…akan kutulis kisah cinta ini. Sayang aku kembali….” balas Ani lagi. Kamipun tertawa bersama sama tanpa menghiraukan pengunjung lain yang melirik kearah kami.

Biarlah kisah ini abadi.

Catatan kecil di rumah makan Kampoeng, Senin, 28 Juni 2021.

Sabusabu#8: Menulis itu Mudah

Zahra publishing. Menulis itu mudah karena menulis adalah bercerita

Umi Yesi, penulis buku Hamari Adhuri Kahani berbagi tips menulis itu mudah dalam kegiatan sabusabu kolaborasi TBM Pelita Bangsa dan TBM Cahaya.

Kegiatan yang dibuka oleh anggota dewan DPR RI Komisi X, Ibu Dewi Coryati, M.Si berlangsung di hotel Pinus Kota Bengkulu.

Satu persatu tips menulis semudah bercerita Ia uraikan dengan semangat. Peserta seolah terhipnotis dengan uraian dan ceritanya. Rasa penasaranpun semakin tinggi ketika Umi Yesi menampilkan buku-buku hasil karya kelas menulis sabusabu sebelumnya.

“Kosongkan gelas, buat folder baru di alam bawah sadar anda. Buat judul folder tersebut menulis itu MUDAH karena menulis adalah BERCERITA,” pesan beliau kepada peserta sabusabu angkatan 8 yang berprofesi sebagai tutor dan pegiat pendidikan nonformal di kota Bengkulu.

Tak terasa tiga jam berlalu dengan cepat. Peserta tetap semangat mengikuti materi, bahkan saat praktek menulis satu lembar halaman dalam waktu 10 menit. Suasana menjadi hening seketika, semua serius mempraktekkan 4 rahasia menulis yang Umi sampaikan. Hingga waktu habis peserta tetap tak berhenti menulis, seolah mereka kecanduan dan merasakan nikmatnya menulis tersebut.

Ada orang yang bersedia membacakan tulisannya yakni Ibu Rahma, Sherly dan Oman. Dan sebagai bentuk apresiasi, Umi menghadiahkan buku Berdamai dengan Colossal Titan karya alumni kelas sabusabu angkatan 7.

Di akhir kegiatan, seperti biasanya, Umi memberikan pekerjaan rumah kepada peserta sabusabu angkatan 8.

PR nya adalah menulis dengan cara diketik dengan ketentuan ukuran kertas A4, tipe tulisan new roman, font 12 dan spasi 1.5. Tema tulisan adalah SISWA BARU atau MITOS DI BENGKULU.

Dalam waktu 5 hari peserta wajib menyetor tulisan tersebut ke Umi,  minimal 5 halaman.

Apakah mereka mampu membuat PR menulis ini?

Kita tunggu yaaaaa

 

Kegiatan PKW Batik Diwo Kepahiang