"PKBM AZ- ZAHRA""MEMBANGUN PERADABAN YANG BERMARTABAT" "MARI KITA TUNTASKAN WAJIB BELAJAR DUA BELAS TAHUN""TIDAK ADA KATA TERLAMBAT UNTUK BELAJAR"

Pasca Operasi Caesar, Dia Nekat Ikut UNBK

Hari ini adalah hari terakhir Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) bagi peserta didik program Pendidikan Kesetaraan Paket C setara SMA. Pelaksanaan UNBK tersebut hari  Jum’at sampai dengan senin, 27 s/d 30 April 2018 bertempat di SMAN 01 Kepahiang. Bidang study yang di UNBK kan adalah Bahasa Indonesia dan Geografi di hari pertama, Matematika dan Sosiologi di hari kedua, Bahasa Inggris dan Ekonomi di hari ketiga serta Pendidikan Kewarganegaraan di hari keempat. Waktu pelaksanaan di hari pertama di mulai pukul 08.30 s/d 15.30 wib dan hari berikutnya di mulai pukul 07.30 s/d 12.30 wib. Sedangkan hari terakhir hanya 1 bidang study sehingga waktu mulainya pukul 07.30 s/d 09.30 wib. Peserta didik paket C dari az Zahra yang mengikuti ujian tersebut sebanyak 46 anak.

Ada yang menarik dari kegiatan Ujian Nasional Berbasis Komputer bagi Peserta didik Paket C tahun 2018 ini. Dari 46 peserta yang mengikuti ujian nasional, ada seorang ibu yang baru saja melahirkan anak pertamanya dengan operasi Caesar di rumah sakit umum kepahiang (RSUD Kepahiang) beberapa hari yang lalu. Dia melahirkan puteri pertamanya tersebut pada hari Minggu, 22 April 2018 pukul 10.00 wib. Setelah 3 hari rawat inap di RSUD Kepahiang, dia diperbolehkan pulang ke rumah orang tuanya. Dan ke esokan harinya dia di antar adiknya naik motor menuju SMAN 1 Kepahiang untuk mengikuti UNBK. Hal ini kami ketahui ketika jam ujian berakhir, hujan deras menguyur kota Kepahiang. Siswa tersebut berdiri sambil memegang perut bekas operasi Caesar yang terasa nyilu saat udara dingin menerpa. Karena hujan tak kunjung reda dan jemputan juga belum tiba, maka ketua PKBM Az Zahra yang akrab di sapa umi Yesi segera mengajak siswa tersebut ke mobilnya dan mengantarnya pulang ke rumah.

Dalam perjalanan pulang tersebut, kami ketahui latar belakang dan permasalahan yang sedang dihadapinya. Ternyata siswa tersebut berjuang dan nekat tetap ikut UNBK agar tidak tertinggal pendidikannya dan ingin merubah masa depannya menjadi lebih baik. Peserta didik yang bernama Bunga (nama samaran) tersebut terdaftar sebagai peserta didik kelas XII di az Zahra, sebab beliau adalah anak yang drob out (DO) di kelas XI. Ketika naik kelas XII beliau terpaksa menikah dengan pacar yang telah lama beliau kenal. Namun pernikahannya hanya bertahan 2 bulan, dan dia di tinggalkan dengan sepucuk surat berisi talak dari suaminya. Sementara dia sedang hamil 3 bulan. Sang suami tidak memberikan nafkah sebagaimana layaknya, dan belum menjenguk anak yang baru dilahirkannya tersebut. Sejak di tinggal suami dan kondisi ekonomi orang tua yang lemah membuat bunga bersemangat sekolah agar cita citanya bisa tercapai. Bunga adalah siswa reguler berusia 17 tahun yang aktif mengikuti tatap muka di az Zahra. Dia anak yang cerdas dan berprestasi di az Zahra maupun di sekolah formalnya dahulu. Namun, indahnya masa muda bersama pacar yang usianya sebaya membuat dia “terpaksa” menikah dan DO dari sekolahnya.

Awal masuk sekolah di az Zahra karena dampingan tutor (umi Rilla) yang rumahnya berdekatan dengan rumah orang tuanya. Berkat arahan dan nasehat tutor tersebut, bunga mau dan tidak malu mengikuti tatap muka meski sedang berbadan dua. Apalagi permasalahan serupa banyak menimpa kawan kawannya di lembaga pendidikan nonformal tersebut. Bahkan ada siswa yang permasalahan nya jauh lebih berat daripada dia. Perasaan senasib dan empati para tutor terhadap mereka membuat bunga dan kawan kawannya betah sekolah di az Zahra. Mereka punya tempat curhat yang aman dan bisa memberi solusi penanganan masalah.

Menikah di usia muda atau pernikahan anak usia dini meningkat setiap tahunnya. Dampak pesatnya ilmu teknologi informasi terutama dunia maya, memperparah kondisi pelajar kita. Nasib bunga ini bukan kali ini saja terjadi, namun rutin di temui setiap bulannya. Data dari pendamping anak Kabupaten Kepahiang menyebutkan bahwa 3 sampai dengan 5 anak pasti mengalami permasalahan sosial di Kabupaten ini. Masalah sosial menimpa anak anak muda tersebut, dan dominansi adalah masalah pelecehan seksual. Oleh karena itu anak putus sekolah atau DO dominan terjadi pada anak usia sekolah di perkotaan. Hal ini menjadi perhatian utama di az Zahra dalam penyelenggaraan pendidikan nonformalnya. Kami aktif mensosialisasikan gerakan kembali bersekolah bagi anak anak korban pernikahan usia dini tersebut. Dan pendidikan nonformal dapat menjadi alternatif untuk mereka.

Dengan mengikuti pendidikan paket C, bunga berhasil mengembalikan rasa percaya dirinya. Dan kesalahan masa lalu yang menimpa sudah di sadarinya. Saat ini dia berjuang agar tamat setara SMA, selanjutnya dia akan kursus menjahit untuk memulai usaha sambil membesarkan anak nya di rumah. Dan dia berharap suatu hari nanti dapat kuliah jurusan kebidanan. Karena cita citanya adalah ingin menjadi bidan.

Hari ini, hari terakhir bunga dan kawan kawan paket C mengikuti UNBK. Kita doakan bunga kuat dan sabar dalam menghadapi permasalahan yang sedang menimpanya. Dan semoga semua peserta didik yang telah mengikuti UNBK beberapa hari ini  mendapat hasil/nilai yang memuaskan. Amiin

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

16 − 1 =

Kegiatan PKW Batik Diwo Kepahiang