Belajar Literasi Ke Benny Institute
Lubuk Linggau, 11/11/2018. Salah satu program utama Az Zahra adalah Peningkatan Minat Baca, Seni dan Budaya. Umi Yesi, selaku pimpinan telah menerbitkan buku berjudul Hamari Adhuri Kahani, Kisah Kita Yang Belum Tuntas. Buku tersebut berkisah tentang budaya lokal Kabupaten Kepahiang dan pengelolaan pendidikan nonformal era millinial.
Tak di sangka respon positif dan antusias yang luar biasa dari masyarakat Kepahiang dan pegiat pendidikan nonformal yang tergabung dalam group whatsapps PKBM, terhadap buku tersebut. Orang pertama yang menyambut dan mempromosikan langsung adalah Ibu Neti Herlina, S.Sos Kepala Bidang Pembinaan PAUD dan PNF Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kepahiang. Beliau sangat gembira dan bangga PKBM binaannya berhasil menulis buku dan ambil bagian dalam gerakan gemar membaca dan menulis, literasi Indonesia.
Melalui beliau pula buku tersebut sampai ke tangan Ibu Efi Hidayat, isteri Bupati Kepahiang yang turut gembira dengan adanya penulis perempuan di Kepahiang. Menurut beliau perempuan membangun lewat tulisan, itu kereeeen banget.
Tak ketinggalan para asisten setdakab, dokter gigi, kabid keluarga berencana, kabid perpustakaan daerah, beberapa kepala desa dan guru guru PAUD antusias membaca dan membeli bukunya. Bahkan sampai kepada beberapa pembaca di Sumatera Barat, Sulawesi, NTB dan Yogyakarta. Terakhir semua buku cetakan pertama (edisi terbatas) habis di beli oleh BP PAUD dan Dikmas Bengkulu untuk koleksi taman bacaan. Dan gerakan menulis buku ini di suport penuh oleh Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Bengkulu, Atisar Sulaiman, MM.
Melihat animo masyarakat Kepahiang yang antusias itu, maka pengurus az Zahra berembuk dan sepakat untuk lebih konsen berliterasi menulis dan menerbitkan buku setiap bulannya. Untuk itu maka kami berkunjung ke lembaga Benny Institute yang beralamat di Jl. Kenanga II Lama, Kel. Pasarsatelit Kec. Lubuklinggau Utara II Sumsel.
Benny Arnas, pimpinan BennyInstitute adalah anak muda yang pandai menulis puisi dan jago pula menulis cerpen. Cerpen pertamanya Dua Beranak Temurun dimuat Kompas. Setelah itu, cerpen-cerpennya merambah ke Koran Tempo, Jawa Pos, Republika, Horison, Media Indonesia, dll. Pria yang mulai menulis tahun 2008 ini menuai banyak prestasi. Salah satu cerpennya Air Akar dinobatkan sebagai Karya Fiksi Terbaik Tulis Nusantara oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif setelah menyingkirkan lebih dari 13.000 naskah (2012);
Menjadi penulis membawanya menjejaki Australia lewat Artist Creative Course (2015), Uni Emirat Arab dalam Cultural Trip to the Creators (2015), dan Selandia Baru lewat program Cultural Activist (2016). Dan pada Agustus-September ia melakukan residensi di Bengkulu Tengah dalam program Seniman Mengajar II untuk kemudian melahirkan Panca Mukti, Setelah Petang (bennyinstitute, 2017).
Tepat pukul 09.00 wib kami tiba di kediaman beliau. Di sambut hangat oleh isteri dan tiga buah hati mereka yang masih kanak kanak. Mas Benny sengaja menunggu kedatangan kami untuk sarapan bersama. Kami di suguhi makanan khas sumatera selatan, lakso dan mpek mpek ikan. Makanan yang cukup mengugah selera, makan sekali… pengin nambah lagi.
Selanjutnya, Pak Imam Pembina Yayasan Az Zahra mengungkapkan maksud dan tujuan kedatangan kami, yakni ingin berguru, menuntut ilmu terutama bidang penulisan dan penerbitan buku. Sambil memperlihatkan buku yang sudah di tulis.
Beliau tersenyum bahagia, mendengar ada yang mau belajar menulis. Karena bennyisntitute memiliki kelas menulis khusus pemula. Maka gayung bersambut, beliau bersedia dan akan membantu az Zahra dalam merealisasikan cita cita tersebut.
Pembicaraan yang hangat, suasana santai dan kekeluargaan tercipta dengan apik di rumahnya yang luas dan nyaman. Di selingi suara tawa anak anak yang asyik bermain di halaman. Kami mendapat banyak motivasi dan pengetahuan.
Setelah satu jam ngobrol di kediamannya, kamipun di ajak melihat lembaga bennyinstitute. Mas Benny Arnas memperlihatkan beberapa ruangan yang ada, tempat masyarakat dan pecinta buku berkumpul, belajar menulis dan membuat film. Beberapa event dan kegiatan yang telah mereka lakukan di tempel di dinding sepanjang lorong rumah yang menjadi penghubung antar ruang.
Di akhir pertemuan, kami di hadiahi banyak buku untuk oleh oleh pulang. Menurut mas Benny Buku berjudul Silampari dan Bujang Kurap adalah buku best seller dan paling banyak di beli oleh masyarakat lubuk linggau. Buku ini bercerita tentang cerita rakyat yang ada di lubuk linggau. Sehingga pemerintah daerah menghimbau kepada sekolah, kampus, dan bahkan SKPD untuk mengoleksi buku cerita rakyat tersebut.
“Terima kasih sambutan hangat dan hidangan laksonya yang nikmat. Insyaallah kami akan mengundang bennyisntitute untuk hadir di Kepahiang Desember 2018 nanti”. Pak Imam menyudahi pertemuan hari ini dengan berpamitan dan menghadiahi kopi sengkuang sebagai cendramata khas kepahiang.
“Insyaallah kami siap bantu az Zahra dan kepahiang” jawab mas Benny Arnas antusias.
Tinggalkan Balasan