Batik Tulis, Kolaborasi Az Zahra dengan LKP Sumber Hayati
PKBM Az Zahra Kepahiang bekerjasama dengan LKP Sumber Hayati melaksanakan Program Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) dengan jenis keterampilan Batik Tulis. Pembukaan kegiatan dihadiri oleh Ibu Neti Herawati, S.Sos Wakil Bupati Kepahiang, Dr. Hartono, M.Pd Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kepahiang, Erlan Kanedi, SE Kabid Destinasi Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kab. Kepahiang, Su’urdi Camat Kabawetan dan Hartono Kepala Desa Sidorejo Kecamatan Kabawetan.
Nurhayati, S.Hut Ketua LKP Sumber Hayati menyampaikan bahwa berdasarkan etimologi dan terminologinya, batik merupakan rangkaian kata mbat dan tik. Mbat dalam bahasa Jawa diartikan sebagai ngembat atau berarti melempar berkali-kali. Sedangkan tik berasal dari kata titik. Jadi, membatik berarti melempar titik-titik berkali-kali pada kain. Sehingga akhirnya bentuk-bentuk titik tersebut menjadi garis. “Di Bengkulu dikenal batik besurek dan di Kepahiang kita juga memiliki batik khas tersendiri yang bernama Batik Dewo”
Erlan Kanedi, SE Kabid Destinasi Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kab. Kepahiang menyampaikan bahwa peluang Batik Diwo sangat besar ke depan. Kementerian Perindustrian mencatat ekspor dari industri batik sepanjang semester I 2019 mencapai US$ 17,99 juta atau sekitar Rp 253 miliar. Sepanjang tahun lalu, ekspor batik mencapai US$ 52,4 juta atau sekitar Rp 747 miliar. Ekspor batik telah menembus sejumlah negara tujuan utama seperti Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa.
“Saat ini Kepahiang sedang mewajibkan seluruh ASN mengunakan Batik Diwo sebagai seragam di hari Kamis, ke depan batik tulis ini akan dicari dan sangat dibutuhkan. Maka berbahagialah ibu-ibu sudah mempunyai komunitas membatik di Desa Sidorejo ini”
Akhirnya, PKBM Az Zahra Kepahiang dan LKP Sumber Hayati berkomitmen akan menjadikan Batik Diwo sebagai keterampilan wirausaha perempuan sekaligus sebagai penunjang Destinasi Wisata Mountain Valley di Desa Sidorejo Kecamatan Kabawetan.
Tinggalkan Balasan