SANG BIDADARI DI BULAN NAN SUCI
SANG BIDADARI DI BULAN NAN SUCI
Wanita adalah “bidadari” yang dikirim Allah ke bumi untuk mendampingi pria dalam beribadah kepada Allah SWT. . Tidak ada perbedaan antara keduanya dalam keumumam syari’at, hak dan kewajiban.Di hadapan Allah, yang membedakan manusia satu dengan yang lain adalah ketaqwaannya. Wanita yang sholehah adalah anugerah terindah yang diberikan kepada pria yang sholeh juga.
Wanita yang akan menjelma menjadi bidadari di bulan puasa adalah wanita yang sholehah, yakni wanita-wanita mulia yang mampu menjaga dirinya dari berkurangnya amalan-amalan di bulan puasa dan wanita-wanita yang mampu menarik simpati Allah dengan amalan-amalan sunnah yang di lakukannya selama bulan ramadan ini. Siapakah wanita-wanita yang menjelma menjadi bidadari di bulan puasa nan suci itu?
Pertama.Wanita yang tetap melakukan ibadah puasa ramadan meskipun ada ruksah (keringanan untuk tidak berpuasa). Mereka adalah ibu hamil dan menyusui. Meskipun ada keringanan bagi mereka untuk tidak berpuasa dan menganti puasanya di luar bulan ramadan. Namun wanita hamil yang akan menjadi bidadari di bulan suci ini adalah wanita sholehah yang berkeyakinan teguh dan percaya bahwa janinnya cukup kuat untuk diajak berpuasa asalkan mengikuti pola makan yang benar dan bergizi tinggi. Maka berpuasa menjadikan sarana melatih ruh sang anak untuk menjadi mujahid-mujahid muda setelah lahir nanti. Begitupun dengan wanita yang menyusui, akan menjadi bidadari di bulan ini apabila dia tetap berpuasa dan yakin bayinya tidak akan kekurangan gizi. Sekali lagi, Yakin bahwa puasa tidak akan berpengaruh buruk bagi perkembangan janin yang di kandung dan anak yang di susui. Terbukti dengan begitu banyak penelitian ilmiah yang telah mengkaji bidang tersebut.
Kedua. Wanita yang menjaga amalan ibadah wajib (shalat dan puasa) dan menambahnya dengan amalan ibadah sunnah. Bulan ini adalah bulan kemuliaan dan “kelezatan” iman, dimana pahala ibadah-ibadah wajib di lipatgandakan dan apabila kita melakukan amalan sunnah maka pahalanya sama dengan pahala ibadah wajib. Maka wanita sholehah akan memanfaatkan momen ini untuk khatam alqur’an minimal satu kali dalam satu bulan ramadan. Untuk mensiasati datangnya haidh, maka bacalah alqur’an minimal satu setengah juz perharinya. Amalan sunnah yang lain adalah bersedekah kepada orang lain. Salah satu riwayat berikut menjelaskan tentang bersedekah keutamaan memberi makan orang yang berpuasa adalah: “Wahai manusia! Barangsiapa diantaramu memberi buka kepada orang-orang mukmin yang berpuasa di bulan ini, maka di sisi Allah nilainya sama dengan membebaskan seorang budak dan ia di beri ampunan atas dosa-dosanya yang lalu. Para sahabat berkata, “Ya Rasulullah, tidaklah kami semua mampu berbuat demikian”, Rasulullah meneruskan, “jagalah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan sebiji kurma. Jagalah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan seteguk air.”
Ketiga. Wanita yang akan menjadi bidadari itu adalah wanita yang mampu menjaga lisannya untuk tidak membicarakan aib orang lain, karena akan mengurangi amalan ibadah puasanya. “Barangsiapa tidak dapat meninggalkan ucapan dan perbuatan dusta (waktu berpuasa) maka Allah tidak membutuhkan lapar dan hausnya” (HR. Al Bukhari). Untuk itu sebaiknya hindarilah topik pembicaraan yang mengarah kepada qhibah atau mengunjing orang lain.
Keempat. Khusus bagi wanita yang telah bersuami, maka tetap melayani suami di malam hari adalah ibadah lain yang akan meningkatkan derajatnya menjadi isteri sholehah di dunia dan di akherat. Sehingga ada suatu riwayat yang mengatakan bahwa para bidadari di surga cemburu kepada isteri-isteri yang melayani suaminya didunia dengan sebaik-baiknya pelayanan.
Nah, keutamaan lain dapat tetap didapatkan oleh wanita yang sedang haidh yaitu memasakkan makanan untuk berbuka puasa dan sahur bagi orang-orang yang berpuasa di rumahnya.
Oke, ……..tunggu apalagi ? jadilah bidadari di bulan suci penuh cinta ini. Kamukah wanita beruntung itu ?
Tinggalkan Balasan