TUTOR BERKUNJUNG, MENJENGUK, MEMBUJUK PESDIK
Kepahiang, 13/10/2018. Setiap awal bulan pengurus dan tutor az Zahra melakukan rapat rutin membahas perkembangan anak dan permasalahan yang ada. Rapat rutin bulan ini di lakukan hari selasa, 2 Oktober 2018. Dan setiap pengelola program melaporkan jumlah peserta didik, kegiatan yang di lakukan serta kendala yang di hadapi.
Dari laporan bidang pendidikan di dapati bahwa jumlah peserta didik bertambah di tahun pelajaran 2018/2019 yaitu peserta didik paket A berjumlah 28 orang, paket B berjumlah 104 orang dan paket C berjumlah 87 orang. Kegiatan yang di lakukan pada bulan September dan awal oktober adalah pengambilan nilai berupa mid semesteran. Dan kendala yang di hadapi adalah banyak peserta didik yang tidak aktif datang saat tatap muka, dan juga tidak hadir saat mid semester berlangsung.
Kondisi ini harus segera di sikapi. Maka pimpinan az Zahra, umi yesi memerintahkan para tutor untuk mengunjungi peserta didik yang tidak aktif tersebut. Setiap tutor di bagi menjadi tim agar saling membantu selama berada di lapangan, mulai kunjungan tanggal 3 s/d 12 Oktober 2018. Pembagian tugas berdasarkan wilayah kecamatan sebagai berikut:
No | Nama | L/P | Jabatan | Wilayah Tugas |
1 | Irawan, S.Pd | L | Tutor Paket B | Kec Merigi/Ujan Mas/SM |
2 | Kms Fahrudin, S.Pd | L | Tutor Paket C | Kec Merigi/Ujan Mas/SM |
3 | Merti Dwi Ariesti, S.hut | P | Tutor Paket B | Kec Tebat Karai |
4 | Yosi Paraski, S.Pd | P | Tutor Paket C | Kec Tebat Karai |
5 | Efendi, S.Pd | L | Tutor Paket C | Kec Bermani Ilir |
6 | Feri Irsyari Putra, S.Pd | L | Tutor Paket C | Kec Bermani Ilir |
7 | Imelda Andriani | P | Tutor Paket A | Kec Kabawetan |
8 | Widya Oktari, S.Pd | P | Tutor Paket C | Kec Kabawetan |
9 | Foni Susanti, A.Md | P | Tutor Paket B | Kec Kepahiang |
10 | Rilla Aria Duta, S.Pd | P | Tutor Paket C | Kec Kepahiang |
11 | Efi Kaswanti S. S.Pd | P | Tutor Paket A | Kec Kepahiang |
Setelah di lakukan kunjungan oleh para tutor di dapati beberapa hal yang menjadi penyebab peserta didik tidak aktif datang tatap muka dan tidak hadir saat ujian mid semester, antara lain:
- Pindah domisili tempat tinggal, anak yang orang tuanya belum memiliki rumah tinggal tetap akan sering pindah pindah kontrakan. Semakin jauh jarak pindah rumah semakin sulit akses menuju ke sekolah.
- Anak ikut lomba tingkat nasional, rupanya ada siswa az Zahra yang berprestasi di bidang permainan mobillegend sehingga sering ikut event event lomba hingga ke Singapura. Hal ini membuat anak tersebut tidak dapat datang mengikuti tatap muka.
- Anak kecanduan game di warnet, pamit nya dari rumah berangkat ke sekolah. Namun ternyata singgah untuk bermain di warnet bersama sesama teman sebayanya.
- Korban perpisahan orang tua, ketika ayah dan ibu mereka bercerai dan berpisah. Anak biasanya tinggal dengan nenek atau keluarga yang lainnya. Permasalahan orang tua ini membuat anak trauma dan tidak berminat untuk bersekolah.
- Tidak termotivasi untuk sekolah, karena orang tua yang cuek, sibuk mencari nafkah. Anak anak tidak terurus dan mereka hanya diam di rumah atau pergi tanpa arahan
- Faktor transportasi, untuk peserta didik yang tinggal di wilayah seberang musi terkendala dengan alat transportasi untuk bersekolah. Karena wilayah tersebut jarang bahkan tidak ada kendaraan umum yang lewat menuju pasar kepahiang, untuk sekolah di az Zahra. Mereka hanya bisa menumpang jika ada motor tetangga yang lewat, yang akan menuju pusat kota.
- Malu dengan usia yang sudah lanjut, seharusnya mereka sudah berada di tingkat SMA, namun masih terdaftar setara SMP alias di paket B.
- Bekerja menjadi tulang punggung keluarga, para tutor mendapati ada anak yang kedua orang tuanya sakit stroke dan mengasuh adik adiknya yang masih kecil. Dia tidak bisa datang ke sekolah karena setiap hari ikut sang paman mengambil sayur sayuran untuk di jual di pasar. Beberapa anak yang lain juga bekerja menjadi buruh pemetik teh di kabawetan, bekerja di rumah makan, ikut orang tua ke ladang dan menjadi buruh kasar lainnya.
- Menikah, beberapa peserta didik ternyata telah menikah dengan teman sebayanya. Bahkan ada yang sedang hamil dan sudah memiliki anak bayi.
Dari sekian permasalahan tersebut, para tutor tetap membujuk agar anak kembali bersekolah. Meskipun sibuk bekerja ataupun sudah menikah, tak menjadi penghalang untuk kembali bersekolah. Mereka di minta memilih salah satu bentuk metode pembelajaran yang mereka mau, yaitu tatap muka, belajar secara online atau mandiri.
Hasilnya sebagian besar peserta didik memilih metode tatap muka, ada juga yang memilih metode online dan hanya beberapa siswa yang memilih metode mandiri dengan modul belajar.
Dan, beberapa hari ini…kami sudah mulai merasakan kehadiran mereka, kembali bersekolah. Az Zahra kembali ramai dengan suara dan tingkah pola mereka. Semoga mereka bertahan dan tetap semangat bersekolah.
Tinggalkan Balasan