"PKBM AZ- ZAHRA""MEMBANGUN PERADABAN YANG BERMARTABAT" "MARI KITA TUNTASKAN WAJIB BELAJAR DUA BELAS TAHUN""TIDAK ADA KATA TERLAMBAT UNTUK BELAJAR"

KETERLIBATAN PKBM/SKB DALAM PENDIDIKAN KELUARGA

Keluarga merupakan pihak yang paling berkepentingan terhadap keberhasilan pendidikan anak. Maka pelibatan keluarga dalam proses pendidikan adalah sebuah keniscayaan.

Oleh karena itu Bapak Edy, S.S.M.Pd Kasi Evaluasi Subdit Prasarana dan Evaluasi Direktorat Pedidikan Keluarga Ditjen PAUD dan Dikmas menyampaikan bahwa tahun 2019 ada 70 Kab/Kota sebagai penyelenggara pendidikan keluarga, salah satunya di Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu. Untuk itu telah dilakukan bimbingan teknis penyelenggaraan pendidikan keluarga mulai tanggal 30 Juli s.d 2 Agustus 2019 di Golden Rich 88 Hotel, jln Iskandar Ong. Curup. Kabupaten Rejang Lebong. Peserta bimtek adalah Kepala Sekolah/Pengelola Pendidikan Formal dan Nonformal dari tingkat PAUD, SD, SMP dan PKBM/SKB serta pengawas/penilik dan perwakilan wali siswa yang berjumlah 50 orang.

 

PKBM Az Zahra Kepahiang dan SKB Kabupaten Kepahiang menjadi wakil penyelenggara pendidikan keluarga di Pendidikan nonformal. Mengapa PKBM/SKB harus berperan dalam pendidikan keluarga?

Seperti yang kita ketahui bahwa sasaran peserta didik di PKBM/SKB adalah anak yang BERMASALAH, baik masalah ekonomi, sosial, waktu, kesempatan dan geografi tidak dapat mengikuti pendidikan di sekolah formal. Permasalahan ini tidak dapat diselesaikan dengan tuntas tanpa keterlibatan orangtua. Apalagi SDM dan sarana prasarana yang dimiliki lembaga nonformal masih jauh dari harapan. Maka peran orangtua sangat penting di PKBM/SKB.

Apa saja peran orangtua dalam pendidikan keluarga yang dapat dilakukan di PKBM/SKB?

  1. Orangtua mengantar anak pertama sekali ke PKBM/SKB. Mengantar anak pertama sekali ke PKBM adalah bentuk dukungan orangtua terhadap anak yang mau melanjutkan pendidikannya. Apalagi jika anak sudah lama tidak/putus sekolah, mereka cenderung malu dan tidak percaya diri untuk kembali bersekolah. Dengan mengantar anak untuk pertamasekali ke PKBM, anak merasa bahwa dia diperhatikan dan disayang orangtuanya. Bentuk empati seperti ini berpengaruh besar pada tumbuh kembang anak hingga anak dapat kembali melanjutkan pendidikan dan dapat berprestasi seperti teman sebayanya.
  2. Mengarahkan anak untuk rajin mengikuti tatap muka yang ditentukan. Orangtua harus mengetahui kapan jadwal tatap muka dilaksanakan sehingga dapat mengingatkan dan mengontrol kehadiran mereka di PKBM
  3. Menandatangani kontrak belajar mandiri. Orang tua menyadari bahwa belajar mandiri mutlak dilakukan agar ketuntasan belajar tercapai. Sumber belajar mandiri dapat diperoleh dari modul atau bahan belajar yang lainnya
  4. Mengikuti kelas orangtua. PKBM sudah selayaknya memprogramkan kelas orangtua ini minimal 2 kali dalam semester. Hal ini penting untuk menyampaikan pola asuhan positif dan dukungan psikologis awal. Tanpa kita sadari pola asuhan di keluarga berpengaruh erat dengan permasalahan yang dihadapi anak. Di kelas orang tua mereka bisa saling curhat dan berdiskusi untuk mencari solusi permasalahan anak. Di kelas orang tua mereka belajar empati dan mengerti dunia anak-anak mereka.
  5. Memotivasi anak mengikuti Kelas Inspirasi. Kelas ini dapat dikelola dengan mendatangkan alumni-alumni program kesetaraan yang sukses dan berhasil dengan segala profesinya. Atau dapat mengundang  peserta didik penyandang disabilitas yang berhasil dalam pendidikannya dan memiliki prestasi gemilang. Kelas inspirasi bertujuan untuk memotivasi peserta didik agar dapat mengeskplore minat dan bakatnya melalui contoh nyata dari alumni atau lingkungan sekitar.
  6. Berperan aktif dalam mengadakan pentas seni/karya akhir tahun. Orang tua dapat ikut serta dalam mempersiapkan anak mengikuti pentas seni/karya akhir tahun yang dilakukan sekolah. Setiap anak pasti memiliki talentanya masing-masing. Maka melalui pentas seni/karya ini prestasi anak dapat diekspresikan dengan baik.

 

Menurut Greenwood & Hickman (dalam Gürbüztürk & Sad, 2010) menyebutkan bahwa keterlibatan orang tua di sekolah memberikan kontribusi yang positif dalam prestasi akademis, frekuensi kehadiran, iklim sekolah, persepsi orang tua dan anak tentang belajar di kelas, sikap dan perilaku positif anak, kesiapan anak untuk mengerjakan PR, peningkatan waktu yang dihabiskan anak bersama orang tuanya, aspirasi pendidikan, kepuasan orang tua terhadap guru, dan kesadaran anak terhadap kehidupan yang baik. Lalu apa Manfaat Pelibatan Keluarga Bagi Anak, Orangtua dan Satuan Pendidikan nonformal?

  1. Meningkatkan kehadiran anak
  2. Meningkatkan sikap dan perilaku positif anak
  3. Meningkatkan keinginan anak untuk bersekolah
  4. Meningkatkan komunikasi antara orang tua dan anak
  5. Meningkatkan harapan orang tua pada anak
  6. Meningkatkan dukungan orang tua kepada sekolah
  7. Meningkatkan semangat kerja guru
  8. Mendukung iklim sekolah yang lebih baik
  9. Mendukung kemajuan sekolah secara keseluruhan

 

Bimtek Pendidikan Keluarga di Kabupaten Kepahiang yang diketua Netti Herlina, S.Sos Kepala Bidang Pembinaan PAUD dan PNF dan dibuka secara resmi oleh Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kepahiang berjalan dengan baik dan lancar. Kegiatan dipandu oleh Eka Wahyu A, S.Pd Fasilitator Pusat dan para Fasilitator Kabupaten yaitu Elfi Adriyani, M.Pd; Netti Herawati, M.Pd dan Yasmisona, S.Pd. Narasumber lainnya dari BP PAUD dan Dikmas Bengkulu yaitu Bapak Murhin, M.Pd; Ibu Nyimas Masrita, M.Pd dan Ibu Ir. Yeny Setyati, M.Pd

 

2 Responses to KETERLIBATAN PKBM/SKB DALAM PENDIDIKAN KELUARGA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

five − 3 =

Kegiatan PKW Batik Diwo Kepahiang