Zainab, Buruh Cuci Yang Menginspirasi
Hari masih pagi sekali, seseorang mengetuk pintu. Ku buka pintu sambil menjawab salam nya.
“ oh..zainab…., silahkan masuk”
Aku mengenali wajah wanita yang berdiri di depanku ini dengan baik. Sudah lama sekali tak bertemu. Dan kini datang dengan seragam dan penampilan yang berbeda.
“apa kabar mba?’ tanya nya sambil mengulurkan tangan dan mencium pipiku kiri kanan.
“Alhamdulillah sehat…tumben datang kemari…apa yang bisa mba bantu?”
“Ini mba…nab sekarang jadi Kader JKN KIS. Malam tadi lihat data di sini ternyata ada nama mba sekeluarga. Jadi di duluankan datangnya, khawatir mba tidak ada di rumah” ujarnya menyodorkan kertas berlabel BPJS Kesehatan dengan perihal tagihan iuran.
“Oh alaahhh…nagih tunggakan ceritanya ni” ujarku senyum dan ingat bahwa sudah beberapa bulan menunggak iuran BPJS kesehatan di karenakan pelayanan kesehatan putra bungsuku tidak sesuai harapan.
Namun…persoalan tunggakan ini tidak begitu menarik perhatianku. Toh…nanti bisa segera di selesaikan. Justru kedatangan sahabat sekaligus alumni paket C az zahra ini lebih menarik perhatian. Karena penampilannya hari ini sangat kontras dengan zainab yang ku kenal beberapa tahun lalu. Cara bicara, tatapan mata dan kalimat kalimat yang keluar dari bibirnya tertata, menarik dan menyenangkan.
Zainab adalah alumni paket C az Zahra angkatan pertama, tahun 2007. Saat itu dia berstatus single parent karena suaminya meninggal dunia. Dan dia di tinggali 4 orang anak anak yang masih usia dini. Untuk menyambung hidupnya dia menjadi buruh cuci dan setrika pakaian dari rumah ke rumah. Termasuk membantu setrika pakaian anak anakku saat itu.
Perkenalan inilah yang membuat zainab ikut mendaftar sebagai peserta didik program pendidikan kesetaraan (paket C setara SMA) angkatan pertama di PKBM Az Zahra Kepahiang. Saat itu tatap muka dilaksanakan setiap hari jum’at dan ia adalah siswa yang aktif serta mampu menyerab pembelajaran dengan baik. Meskipun bekerja sebagai buruh cuci, ia tidak minder. Dia ingin menyelesaikan sekolahnya yang hanya sampai kelas 2 MAN. Saat putus sekolah itu dia baru berusia 17 tahun dan terpaksa menikah di usia muda lantaran orang tua tak ada biaya lagi untuk melanjutkan sekolahnya. Dia sangat sedih dan merasa tidak beruntung karena berasal dari keluarga miskin dengan banyak adik, sehingga urusan sekolah tidak menjadi prioritas.
Di Kepahiang, pernikahan usia dini menjadi solusi bagi anak petani miskin yang mendapat rejeki hanya di musim panen. Terutama anak perempuan. Karena mereka masih di anggab beban dalam keluarga dan harus segera di nikahkan. Jika anak perempuannya sudah menikah maka beban keluarga berkurang, karena anak perempuan tersebut akan ikut suaminya. Mirisnya, suami merekapun berprofesi sama dengan orang tua, petani biasa. Maka perempuan perempuan malang ini akan memulai kehidupan rumah tangganya dengan kemiskinan yang sama. Ketika suami meninggal, tanpa harta yang memadai dan kebutuhan anak anak yang semakin banyak. Maka menjadi buruh cuci adalah alternatif untuk bertahan hidup.
“Ada gunanya ijazah kemarin mba. Saya sangat bersyukur dan berterima kasih dengan az Zahra. Saat melamar menjadi kader JKN-KIS hanya nab yang mengunakan ijazah SMA, lulusan paket C lagi. Peserta yang lainnya adalah sarjana, guru, tenaga honorer bahkan ada mahasiswa S2 yang ikut serta melamar pekerjaan tersebut. Dan dari 49 orang yang melamar hanya 1 orang yang lulus dan langsung penempatan kerja. Dan itu adalah saya.” Cerita zainab dengan semangat dan berbangga.
“Wah…subhanallah…luar biasa nab”, jawab ku haru.
“Emang jadi kader JKN KIS itu tugasnya apaan ?”
“Kader JKN-KIS itu bertugas untuk membantu BPJS Kesehatan dalam mengumpulkan iuran, melakukan sosialisasi dan edukasi, membantu proses pendaftaran, memberikan informasi serta menerima keluhan sesuai dengan mekanisme yang telah ditetapkan serta melakukan sosialisasi dan kunjungan yang dilakukan kepada peserta binaan yang dapat dipertanggungjawabkan kepada BPJS Kesehatan, masyarakat dan peserta binaan dan calon peserta potensial” jawabnya dengan lancar.
“Trus…kira kira apa kelebihan nab sehingga bisa lulus dan mengalahkan pelamar yang lainya tersebut?’ tanyaku penasaran.
“Mungkin karena pengalaman kerja nab setelah tamat paket C dulu mba. Jadi, dulu nab punya cita cita ingin menjadi guru. Lalu setelah tamat nab bersama kawan kawan mendirikan lembaga Pendidikan Anak Usia Dini. Jadilah nab sebagai guru PAUD. Trus…nab menjadi pendamping lokal Kecamatan Kepahiang pada program pembangunan daerah tertinggal dan khusus (P2DTK). Nab juga menjadi Fasilitator Desa pada program PNPM. Nab, aktif juga di desa sehingga menjadi bendahara LPM dan kader posyandu. Wah…pokoknya banyak kegiatan dan pengabdian masyarakat yang nab coba jalani. Sampai akhirnya seperti ini.” Jawabnya berbinar binar. Nampak jelas kebahagiaan dan kecerian terpancar dari wajah cantiknya yang masih terlihat muda.
“Luar biasa!’
Aku terkagum kagum mendengar ceritanya. Sambil membayangkan siswa ini sebelas tahun yang silam. Yang sering curhat tentang beban beratnya menghidupi keluarga. Yang selalu datang dengan masalah yang bertubi tubi dan banyak menguras air mata. Ibu muda dengan 4 anak yang masih belia, di uji dengan cobaan hidup yang luar biasa. Namun dia tidak mudah menyerah. Dengan dukungan teman teman dan lingkungan, zainab mampu keluar dari himpitan berat hidupnya. Zainab telah bermetamorfosis, hari ini membawa kabar gembira. Kesulitan demi kesulitan telah dia jalani. Kesabarannya menghadapi ujian telah berbuah manis. Zainab kini bukan zainab yang dulu. Sebagai kader JKN KIS terpilih, dia bicara dengan lancar, penuh semangat dan percaya diri.
“Alhamdulillah…nab juga sudah menikah lagi kini..mba. Suami sangat mendukung dengan kegiatan nab di lapangan. Anak anak juga sudah dewasa. Asep dulu tamat paket C di az Zahra juga tahun 2016 dan kini buka usaha bengkel sendiri, sudah mandiri. Aulia kelas XII, Fikri kelas X dan Afif kelas X di SPPN Bengkulu. Semua nya dapat menikmati bangku sekolah dengan baik dan berprestasi. Dari tingkat sekolah dasar, mereka selalu dapat rangking di kelas. Dan nab di angkat menjadi komite sekolah di SMP 05 Kepahiang karena prestasi anak anak tersebut”.
“Anak anak saya ajari mandiri sehingga mempunyai usaha sendiri. Aulia dan Fikri hobbi nulis dan ngetik sehingga sering menerima job buat tugas/artikel sekolah teman temannya. Dan si kecil, Afif bisnis jual beli Hp seken, dia juga jago main gitar, pernah juara 1 tingkat kabupaten bermain solo gitar. Mereka kreatif dan mandiri, sehingga saya tidak khawatir dengan masa depan mereka. Karena mereka sudah dewasa, maka saatnya saya kembali mengabdikan diri kepada masyarakat. Apalagi dalam tugas ini kami selalu di training untuk sukses dan gajinya lumayan serta ada bonus bonus yang di dapatkan jika target kerja tercapai”.
Tak terasa sudah hampir dua jam ngobrol dengan zainab, sahabat sekaligus siswa saya hari ini. Alumni yang dapat menginspirasi.
“Jika ada kesempatan bertemu dengan adik adik paket C saya bersedia memberi motivasi sambil sosialisasi BPJS kesehatan mba”
“Baiklah…nanti kami agendakan ya. Apa pesan buat adik adik yang sedang belajar di az Zahra saat ini?”
“Semangat terus belajar. Jangan melihat usia dan waktu. Jangan Pesimis. Semangat. Yakin Sukses. Jangan mudah menyerah apapun yang terjadi. Berani Mengambil Keputusan. Berani berisiko. Harus melawan. Carilah teman dan bergaul dengan orang yang bisa memotivasi. Jangan bergaul dengan orang yang suka usil dan iri hati. Banggalah dengan diri sendiri”.
Pesan tersebut mengakhiri perbincangan kami hari ini, zainab pamit untuk melanjutkan tugasnya. Dan akupun bersiap siap menunaikan tugasku di az zahra. Selamat bertugas sahabat dan juga siswaku. Teruslah memberi manfaat dan menginspirasi sesama.
Tinggalkan Balasan