FPPI Kepahiang
Rakernas FPPI, Ciptakan Perempuan Berdaya, Mandiri dan Berprestasi
ZAHRA PUBLISHING. Rakernas FPPI, Ciptakan Perempuan Berdaya, Mandiri dan Berprestasi
Rapat kerja nasional (Rakernas) Forum Pemberdayaan Perempuan Indonesia (FPPI) dilaksanakan secara virtual Kamis, 14 Januari 2021. Kegiatan diikuti oleh pengurus DPP dan perwakilan DPD dari 34 provinsi yang sudah terbentuk.
Menurut Dr. Marlinda Irwanti, SE.,M.Si rakernas tahun ini mengambil tema Perempuan Berdaya, Mandiri dan Berprestasi. Sumber daya perempuan sangat besar untuk mengisi pembangunan di Indonesia, dan FPPI yang telah berusia 11 tahun ini memiliki 8000 anggota yang tersebar diberbagai daerah. Perempuan-perempuan hebat yang tergabung di organisasi ini memiliki banyak talenta yang dapat mengisi pembangunan dan mampu menciptakan perempuan yang berdaya, mandiri dan berprestasi.
Rakernas FPPI tahun 2021 dibuka oleh Ibu I Gusti Ayu Bintang Darmawati, S.E, M.Si Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI. Dan 3 orang pemateri yaitu Bapak Gatot S. Dewa Broto Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga RI; Ibu Dr. Ir. Hetifah Sjaifudian, MPP Wakil Ketua Komisi X DPR RI dan Ibu Roos Diana Iskandar Kedeputian Perempuan dan Anak Kemenko PMK.
Sementara itu DPD FPPI Provinsi Bengkulu memilih Aula Rumah Makan Kalasan sebagai tempat berkumpul dan mengikuti rakernas secara virtual. Dalam laporannya, Ibu Hj. Elly Dahniarti, S.Sos menyampaikan bahwa DPD FPPI Provinsi Bengkulu memiliki program kerja rutin yaitu pertemuan rutin bulanan berupa kegiatan arisan, koordinasi, tausiah agama; Pelatihan Mubaliqoh; Penyuluhan narkoba, KDRT bekerjasama dengan Binmas Polda Bengkulu; Pembinaan anak jalanan; Pembinaan UMKM; Jumat bersih bekerjasama dengan Bengkulu Indah Mall dan Talk Show FPPI bekerjasama dengan BIM.
Diakhir acara, ibu Marlinda mengucapkan terimakasih dan apresiasi terhadap program kerja yang telah dilakukan oleh DPD-DPD se Indonesia dalam rangka mewujudkan perempuan yang berdaya, mandiri dan berprestasi. Untuk selanjutnya program kerja akan mengacu pada program kerja nasional hasil raker hari ini. Harapan FPPI dapat memaksimalkan peran dalam segala bidang, memanfaatkan teknologi dengan tepat dan membantuk perempuan tangguh dan mampu bersaing secara global.
HUT Perdana FPPI Kepahiang Promosi Batik Diwo
Hari ini, 25 November 2020, tepat satu tahun dilantiknya DPC Forum Pemberdayaan Perempuan Indonesia Kabupaten Kepahiang. Dalam kurun waktu satu tahun ini bidang UMKM FPPI telah melatih 50 orang pengrajin batik Diwo. Hal ini salah satu upaya meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan perempuan Kepahiang.
Umi Yesi sapaan akrab Helmiyesi, M.Si yang menjadi Ketua DPC FPPI Kab Kepahiang diberi kesempatan untuk memperkenalkan batik Diwo tersebut pada kegiatan Sosialisasi Pemilihan Serempak Berbasis Pemilih Perempuan, yang dilaksanakan oleh GOW Kepahiang di Aula Kemenag Kepahiang.

Umi Yesipun mempromosikan hasil karya pengrajin batik Diwo, binaan FPPI Kepahiang. Batik Diwo adalah kain khas kabupaten Kepahiang yang perlu di lestarikan. Memiliki 5 motif yang sakral yaitu:
- Selempang emas artinya keagungan
- Stabik artinya salam perdamaian
- Kembang lima artinya 4 penjuru 1 saudara
- Pucuk rebung artinya bertumbuh
- Huruf Ka ga nga artinya aksara lokal daerah
Diharapkan semua organisasi perempuan mensuport dan menjadikan batik Diwo sebagai ekonomi kreatif pengembangan destinasi wisata dan budaya di Kepahiang. Menjadi ikon kabupaten Kepahiang.
Kunjungi rumah kreatif Batik Diwo di Desa Sidorejo Kabawetan. Pemesanan dapat menghubungi bidang UMKM FPPI, Ibu Nurhayati (0813-6746-8605) atau dengan Ibu Sri Wanti (0813-6950-9986). Terimakasih



PKH-P dapat Mengurangi Tingkat Kekerasan Terhadap Perempuan
Sri Kurniaty, Kepala Bidang Kualitas Hidup Perempuan dan Kualitas Keluarga Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Kepahiang menyambut baik kegiatan PKH-P yang dilaksanakan oleh PKBM Az zahra Kepahiang.
Beliau hadir pada saat pembukaan kegiatan dan mensuport 25 orang perempuan yang menjadi peserta program peningkatan kualitas hidup perempuan dengan jenis keterampilan pernak-pernik aksesories pernikahan.

“Kegiatan ini sangat positif . Kalau bisa di adakan terus menerus dan berkelanjutan karena perempuan berperan penting dalam perekonomian dan kemajuan bangsa. Dengan adanya kegiatan ini perempuan bisa terampil dan akhirnya berpeluang untuk menjadi wirausaha dan dapat membantu perekonomian keluarga.”
Kegiatan pemberdayaan perempuan dengan melatih keterampilan yang dapat menjadi modal usaha seperti PKH-P ini salah satu cara mengurangi kekerasan terhadap perempuan.

Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kepahiang masih tinggi. Mungkin disini peran keluarga sangat penting. Dimana 8 fungsi keluarga apabila di terapkan di keluarga masing masing. Delapan fungsi keluarga itu adalah fungsi Agama, fungsi Kasih Sayang, fungsi Perlindungan, fungsi Sosial Budaya, fungsi Reproduksi, fungsi Sosialisasi dan Pendidikan, fungsi Ekonomi, dan fungsi Pembinaan Lingkungan. Jika diterapkan, mungkin kekerasan terhadap perempuan dan anak tidak akan terjadi.
