Mantul…..Kelas Menulis Sabusabu Angk Ke-3
Kepahiang, 21 Mei 2019. Kelas menulis fiksi sabusabu angkatan ke-3 telah selesai dilaksanakan hari ini di Az zahra. Ada tiga orang guru Sekolah Dasar dan Madrasah yang bergabung di kelas ini. Ibu Maryati dan Wuhati adalah Guru SD yang “diutus” Kepala Sekolah untuk ikut kelas meski tak tahu apa yang harus dikerjakan. Mereka hanya mengikuti intruksi Kepsek untuk datang, tanpa berpikir akan ada tugas menulis di kelas ini. Mereka mengaku masih blank dan nol ilmu tentang tulis menulis. Meski banyak unek-unek yang ingin disampaikan, namun tak tahu akan dimulai dari mana tulisannya.
Dwi Dessy Pratiwi, Guru Madrasah yang gemar menulis dan pernah menerbitkan buku bersama mengaku sangat bahagia bergabung di komunitas sabusabu. “Saya senang menulis, sejak SMA dan Mahasiswa sudah pernah menerbitkan buku bersama. Namun sejak menikah dan pindah ke Kepahiang, kemampuan menulis saya hilang, saya tidak tahu akan menulis apa. Saya butuh teman yang mau mensuport dan mengingatkan. Saya berharap Komunitas ini dapat membangkitkan gairah saya kembali.”
Bergabung pula dikelas menulis tiga orang lelaki paruh baya yang sedang mengikuti Ujian Akhir Sekolah Paket A setara SD. Mereka adalah kakek-kakek yang tetap bersemangat belajar meski usia tak lagi muda. Kehadiran mereka menjadi motivasi bagi peserta bahwa usia tak jadi penghalang dalam berkarya dan menuntut ilmu.
Hadir juga tiga orang alumni angkatan satu yang ikut memberi semangat dan menginspirasi di kelas hari ini, yaitu Susilaeviyanti, Siti Asma dan Jeniar Ferary. Ketiganya memberi testimoni bahwa Menulis Itu Mudah, Sebab Menulis Adalah Bercerita!
Di penghujung acara, kami kedatangan tamu Bapak Sadikin, S.Pd Kepala Bidang Pembinaan dan Layanan Perpustakaan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Kepahiang. Beliau antusias dan ikut menyaksikan kemampuan peserta kelas menulis membacakan hasil karya mereka.
Dalam arahannya beliau menyampaikan, “Sangat sedikit orang yang bisa menulis, sangat mudah orang bercerita. Jika cerita orang mampu ditulis oleh penulis, maka itu sungguh luar biasa”
Terakhir beliau menyampaikan pesan Bapak Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Kepahiang bahwa mereka akan memberikan support bagi penulis yang mampu menerbitkan dan menyumbang buku ke perpustakaan dalam bentuk Piagam Penghargaan dan akan mengupayakan pengadaan buku melalui dana-dana yang ada, agar buku penulis daerah dapat dibeli dan dinikmati oleh masyarakat banyak, terutama di Kabupaten Kepahiang.
Beliau juga berharap ada penulis yang mampu mengangkat budaya lokal daerah seperti cerita rakyat, dongeng dan adat istiadat daerah. Sebab hal tersebut menjadi agenda penting untuk melestarikan budaya dan adat istiadat setempat. Jangan sampai cerita-cerita tersebut hilang ditelan zaman, dan lupa kita abadikan dalam tulisan.
Kepada peserta angkatan 3 diberi tugas membuat naskah minimal lima halaman dalam waktu tiga hari kedepan. Mereka berjanji akan menyetor naskah selambatnya Jumat, 24 Mei 2019.
“Baiklah, Umi tunggu karyanya ya,” tutup Umi Yesi dengan bangga melihat semangat dan antusias peserta kelas menulisnya. Mantul…Mantap Betul…!!!
Tinggalkan Balasan