Kabar Gembira, Di Kecamatan Muara Kemumu ada Kelompok Belajar Paket A/B/C
Program Perluasan Akses Pendidikan Kesetaraan
Dalam rangka perluasan akses layanan kepada masyarakat yang belum menyelesaikan pendidikan formal di desa dan daerah terpencil maka PKBM Az Zahra Kepahiang bersama Forum Pemberdayaan Perempuan Indonesia (FPPI) melaksanakan Sosialisasi Pemberdayaan Perempuan dan Anak melalui Pendidikan Nonformal. Lokasi sosialisasi di Desa Batu Bandung Kecamatan Muara Kemumu Kabupaten Kepahiang pada hari Kamis, 27/2/2020.
Reti Maryani, SP.M.Pd Ketua Bidang Pendidikan di FPPI sekaligus ibu Kepala Desa di Batu Bandung menyampaikan bahwa sebelumnya mereka kesulitan mencari masyarakat yang memiliki ijazah SMA untuk dijadikan perangkat desa. Banyak anak putus sekolah, angka putus sekolah tertinggi disebabkan pernikahan usia muda.
Umi Yesi, Ketua PKBM Az Zahra Kepahiang sekaligus Ketua DPC FPPI Kepahiang menyambut baik aksi positif yang digagas ibu Reti dkk untuk membantu masyarakatnya meminimalisir kekerasan terhadap perempuan dan anak sekaligus membuka layanan pendidikan kesetaraan agar sumber daya manusia (SDM) di desanya meningkat.
Beliau menyampaikan bahwa permasalahan utama yang dihadapi perempuan dan anak di Kabupaten Kepahiang saat ini adalah Pergaulan Bebas. Sudah bukan rahasia lagi jika ada anak usia sekolah sudah melakukan hubungan sek tanpa sepengetahuan orangtua mereka. Dominan terjadi pada anak usia SD dan SMP. Penyebabnya antara lain anak yang kost tanpa dampingan orangtua atau anak yang sering ditinggal orangtuanya ke kebun. Ditambah dengan kecanggihan teknologi yang dapat mengakses video porno tanpa batas, dimanapun dan kapanpun. Pergaulan bebas menjadi momok yang menakutkan bagi orangtua di Kepahiang saat ini. Akibatnya anak putus sekolah usia sekolah meningkat tiap tahunnya. Tahun 2019/2020 anak usia sekolah yang mengikuti program paket B di PKBM Az Zahra kepahiang berjumlah 103 orang yang berusia 14-18 tahun.
Pergaulan bebas juga menyebabkan pernikahan usia dini meningkat. Jika sudah menikah, dapat dipastikan mereka putus sekolah. Lalu menjadi petani atau buruh di desanya. Kemiskinan dan kebodohan sering memicu perselisihan dalam rumah tangga keluarga yang menikah usia muda. Maka tak heran jika korban kekerasan dalam rumah tangga dan tingkat perceraianpun kian bertambah.
Hal ini tentu akan menjadi ancaman bagi Pemerintah Desa khususnya dan Pemerintah Daerah pada umumnya. Karena anak-anak tersebut berpotensi untuk memicu munculnya permasalahan permasalahan sosial seperti kejahatan, penyalahgunaan narkoba, pergaulan bebas, perdagangan orang (traffikcing), maraknya demo yang anarkis, dan lemahnya daya saing secara ekonomi
Oleh karena itu perlu langkah antisipasi dan wadah yang akan membantu meminimalisir permasalahan di desa. Salah satu program yang dapat diberikan adalah Pendidikan Kesetaraan bagi anak putus sekolah. Program ini ditujukan bagi warga masyarakat yang karena keterbatasan sosial, ekonomi, waktu, kesempatan dan geografi tidak dapat mengikuti pendidikan di sekolah formal karena berbagai masalah yang melingkupinya.
Antusiasme masyarakat sangat tinggi, terbukti dengan adanya kesepakatan membentuk kelas jauh. Seusai sosialisasi sudah terdaftar 20 peserta didik yang siap mengikuti proses pembelajaran. Mereka menamakan diri kelompok belajar PKBM Iqro’ Az Zahra, dan proses belajar mengajar atau tatap muka akan dilaksanakan mulai hari Rabu, 18 Maret 2020. Sekretariat dan tempat pertemuan sementara di rumah Kepala Desa Batu Bandung Kecamatan Muara Kemumu.
Masyarakat bisa mendaftar dan mengisi formulir dengan persyaratan membawa fotokopi ijazah terakhir yang dilegalisir, fotokopi kartu keluarga, fotokopi raport bagi yang pindahan sekolah formal dan pasfoto warna ukuran 3 x 4 sebanyak 10 lembar. Info selengkapnya dapat menghubungi Ibu Reti Maryani, SP.M.Pd (0821-7970-6024) atau dengan Ibu Linda Hartati, S.Pd.I (0813-1112-4978)
Yuk kita sekolah….lagi.
Tinggalkan Balasan